Kebakaran hutan dan lahan adalah suatu peristiwa terbakarnya hutan atau lahan baik secara alami maupun oleh perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan yang menimbulkan kerugian ekologi, ekonomi, sosial budaya dan politik.
Kebakaran hutan dan lahan adalah kejadian berulang setiap tahun yang pada umumnya terjadi pada musim kemarau, baik di dalam kawasan hutan yang menjadi kewenangan pemerintah maupun pada lahan-lahan milik masyarakat, namun demikian kebakaran hutan dan lahan adalah tanggung jawab kita bersama.
Para peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) meluncurkan sistem informasi patroli pencegahan kebakaran hutan dan lahan (SIPP Karhutla) berbasis aplikasi bergerak dan website.
Dalam peluncuran SIPP kebakaran hutan yang dilakukan di IICC Bogor, Rabu, Rektor IPB Arif Satria mengatakan pengelolaan sumber daya alam ke depan, termasuk pencegahan kebakaran huta,n sudah membutuhkan teknologi digital untuk mengidentifikasi dan memantau sebaran titik-titik rawan untuk meningkatkan kemampuan presisi.
"Intinya aplikasi ini adalah terobosan IPB untuk memecahkan kebakaran hutan dengan teknologi," katanya.
Baca juga: Tiga mahasiswa IPB rancang aplikasi "Gizind" solusi turunkan stunting
Ia menyampaikan SIPP yang akan digunakan KLHK melengkapi inovasi lain yang juga telah dilakukan, yaitu teknologi mengenai prediksi kebakaran hutan enam bulan sebelumnya.
Dia menjelaskan kebakaran hutan merupakan peristiwa yang berbahaya untuk perubahan iklim, meskipun kebakaran hutan juga bisa akibat dari perubahan iklim itu sendiri selain karena ulah manusia.
Sistem informasi ini akan melengkapi instrumen-instrumen yang dimiliki IPB untuk mendukung langkah pemerintah mencegah kebakaran hutan.
Baca juga: Deteksi Potensi Sejak Dini Dilakukan Oleh Pemkab MUBA Hadapi Karhutla
Ketua Tim Peneliti Prof Imas Sukaesih menerangkan SIPP Karhutla terdiri atas aplikasi bergerak untuk pencatatan data patroli karhutla, sistem manajemen basis data untuk mengelola data patroli karhutla, dan aplikasi berbasis web untuk pemantauan secara seketika kegiatan patroli, manajemen pengguna, pelaporan, dan analisis data spasial patroli karhutla.
Ada 79 parameter patroli karhutla yang dicatat oleh aplikasi bergerak, di antaranya pelaporan, keadaan lingkungan, cuaca, vegetasi, sosialisasi, dan koordinasi antarpetugas pengawasan, kemudian dikelola melalui website oleh para petugas.
Aplikasi bergerak akan digunakan oleh tim patroli di daerah operasi yang dibentuk oleh KLHK, sedangkan akses website diberikan kepada petugas tingkat manajerial di daerah operasi hingga KLHK.
Baca juga: Pencegahan Kebakaran Hutan dengan Pendekatan Kluster
Kedua teknologi itu juga menggunakan sistem informasi geografis yang mengolah data spasial titik lokasi potensi kebakaran hutan dan lahan, sehingga dapat membantu membuat pengambilan keputusan.