Dilihat dari udara, hutan Amazon merupakan hamparan hijau tua yang tak berujung. Terbang menuju tepi hutan hujan terbesar di dunia, pemandangan berubah menjadi hamparan cokelat yang luas.
Ya, wilayah Amazon itu telah diratakan dan dibakar untuk membuat jalan, tambang emas, tanaman, dan terutama peternakan. I
ni adalah "busur deforestasi" yang berkembang pesat melintasi Amerika Selatan dan menjadi bencana alam yang sedang terjadi untuk Bumi.
Berkat vegetasinya yang subur dan keajaiban fotosintesis, lembah Amazon telah menyerap sejumlah besar emisi karbon yang menggelembung dari manusia. Hal itu membantu mencegah mimpi buruk perubahan iklim yang merajalela.
Isu lingkungan masih menjadi permasalahan yang serius, terutama berkaitan dengan deforestasi.
Masalah deforestasi adalah salah satu aktivitas yang memberikan dampak paling nyata bagi lingkungan.
Ternyata, salah satu hutan paling besar di dunia, hutan hujan Amazon mengalami deforestasi paling parah di sepanjang 2022.
Baca juga : Mengatasi Lima Tantangan Global yang Membentuk Masa Depan Kita
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Earth.org, bulan Juni lalu National Institute for Space Research (INPE) merilis laporan terkait deforestasi yang mencapai level tertingginya di hutan hujan Amazon.
Sebagaimana diketahui, Amazon merupakan salah satu hutan hujan terbesar di dunia yang mampu mengikat karbon dioksida dari atmosfer.
Hal ini merupakan salah satu langkah strategis untuk melawan perubahan iklim yang marak terjadi.
Meskipun memegang peranan yang penting, ternyata eksistensi hutan hujan Amazon tidak luput dari ancaman deforestasi.
Pasalnya, sebuah studi yang dilakukan tahun 2021 oleh Nature menunjukkan bahwa hutan mampu mengikat karbon dioksida sekitar satu miliar ton per tahunnya.
Hal ini setara dengan jumlah gas emisi yang dikeluarkan oleh polutan urutan ke-lima terbesar di dunia, Jepang.
Bukan hanya mampu mengikat karbon dioksida, hutan juga memiliki peran penting lainnya.
Pasalnya, diketahui bahwa hutan merupakan rumah bagi lebih dair 40.000 tanaman serta 4.000 binatang dari berbagai spesies, termasuk burung, kupu-kupu, dan juga mamalia.
Baca juga : Pemulihan Ekosistem Hutan Untuk Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
Bisa dipastikan bahwa deforestasi mengakibatkan banyak binatang kehilangan habitatnya setiap harinya.
Kemudian, diketahui di bawah kepemimpinan Presiden Bolsonaro, kegiatan deforestasi di hutan hujan Amazon meningkat secara tajam.
Sementara itu, para ahli terus meningkatkan kesadaran tentang bahaya yang mengancam hutan hujan Amazon.
Lebih lanjut, tingkat kebarakan hutan di Amazon diketahui juga menjadi semakin buruk.
Pasalnya, data dari INPE menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebesar 18% pada bulan Juni, lebih buruk dari pada beberapa bulan sebelumnya.