Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah teknologi untuk memanfaatkan debit air yang ada di sekitar kita untuk diubah menjadi energi listrik.
Caranya dengan memanfaatkan debit air untuk menggerakkan turbin yang akan menghasilkan energi mekanik. Selanjutnya, energi mekanik ini menggerakkan generator dan menghasilkan listrik.
Pada dasarnya, mikrihidro menfaatkan energi potensial jatuhan air. Sehingga semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik. Disamping faktor geografis atau tata letak sungai, tiggi jatuhan air dapat pula diperoleh dengan cara membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi.
Instalasi PLTMH tidak sulit. Hanya ada beberapa syarat fisik yang diperlukan untuk membangun PLTMH, yaitu PLTMH harus dibangun di daerah yang memiliki ketersediaan aliran air yang konstan dalam ukuran debit tertentu. Ukuran debit air akan menentukan besarnya energi yang mampu dihasilkan.
Baca juga : Pada 2020 Jawa Timur Dukung Pengurangan Emisi Karbon 26%
Lalu, rangkaian PLTMH membutuhkan turbin untuk memutar kumparan dinamo listrik, dinamo untuk mengubah energi yang dihasilkan oleh putaran turbin menjadi listri dan jaringan listrik untuk menyalurkan listrik dari instalasi PLTMH ke pengguna.
Dibandingkan dengan sumber-sumber energi lain, pembangkit listrik mikrohidro merupakan sumber energi yang secara ekonomis sangat efisien dan mudah perawatannya.
Perbedaan antara PLTA dengan mikrohidro terutama pada besarnya tenaga listrik yang dihasilkan. PLTA dibawah ukuran 200 KW digolongkan sebagai mikrohidro. Dengan demikian, sistem pembangkit mikrohidro cocok untuk menjangkau ketersediaan jaringan energi listrik didaerah-daerah terpencil dan pedesaan yang memiliki potensi untuk diciptakannya sistem Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro.
Beberapa keuntungan dapat diperoleh dari sistem Pambangkit Listrik Tenaga Mikrohidro adalah sebagai berikut:
- Dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis lain, PLTMH ini cukup murah karena menggunakan energi alam.
- Memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat diperasikan didaerah terpencil dengan tenaga terampil penduduk daerah setempat dengan sedikit training.
- Tidak menimbulkan pencemaran.
- Dapat dipadukan dengan program lainnya seperti sistem irigasi dan perikanan.
Nilai investasi pembuatan pembangkit listrik tenaga mikrohidro, untuk rata-rata penerangan sebuah desa selama 24 jam, memerlukan biaya sebesar Rp 20 juta sampai Rp 30 juta per 1.000 watt. Biaya ini dikeluarkan hanya sekali dan dapat dikumpulkan secara swadaya oleh masyarakat.
PLTMH tidak menggunakan bahan bakar minyak sama sekali, sehingga tidak ada gas buang yang dihasilkan dari penggunaan teknologi ini.
Oleh karena itu penerapan Mikrohidro merupakan upaya positif untuk mengurangi laju perubahan iklim global. Selain itu, PLTMH dapat digunakan selama 24 jam tanpa henti.
Baca juga : Ratusan Petani Hutan di Blora Dukung KHDPK
Salah satu daerah di Indonesia yang menggunakan PLTMH adalah masyarakat Desa Cibuluh yang teletak di cagar alam Gunung Simpang, Cianjut, Jawa Barat.
PLTMH dibangun oleh masyarakat pada tahun 2005 secara swasembada. Pada saat itu masyarakat berhasil mengumpulkan Rp 95 juta untuk membangun PLTMH dengan kapasitas 22KW.
Selain itu, daerah lain yang juga berhasil membangun PLTMH adalah masyarakat Desa Pelakat, Muara Enim, Sumatera Selatan.
Pada tahun 2013 Al Azhar Peduli Ummat mendirikan PLTMH bekerjasama dengan PT Bukit Asam. Aliran air yang digunakan untuk menggerakkan turbin adalah aliran irigasi desa.
PLTMH tersebut menghasilkan 32 KW untuk 124 KK di Desa tersebut. PLTMH tersebut dikelola secara swadaya oleh masyarakat dalam bentuk koperasi.
Pembangunan PLTMH adalah investasi jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan. instalasi PLTMH terbilang murah, sekalipun untuk membangun instalasinya memakan dana yang banyak, tetapi dengan cara gotong-royong, masyarakat dapat membangun instalasi ini dengan biaya terjangkau.
Untuk lingkungan, penggunaan listrik dari PLTMH dapat mereduksi jumlah gas rumah kaca yang terbuang ke atmosfer penyebab pemanasan global. Jadi, dengan kata lain penggunaan PLTMH adalah salah satu cara mengatasi pemanasan global.
sumber: menlhk