Luiz Inacio Lula da Silva, Presiden terpilih Brasil, meminta Inggris, Prancis, Amerika Serikat dan negara lainnya untuk ikut serta menyumbang ke dana internasional untuk melindungi hutan Amazon.
Dana Amazon yang dimulai di bawah administrasi pertama Lula dari 2003-2010 akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek konservasi. Adapun Jerman dan Norwegia merupakan dua negara penyokong terbesar dari dana tersebut.
Tim Lula juga telah mendekati Swiss dan Kanada untuk turut berkontribusi.
Mantan menteri lingkungan dan penasihat tim transisi Lula, Marina Silva, mengatakan bahwa dengan memperluas Dana Amazon akan memberikan Lula sumber daya untuk mengambil tindakan segera untuk melindungi lingkungan saat ia menjabat 1 Januari nanti.
Dikutip Reuters, Presiden Brasil Jair Bolsonaro membekukan dana tersebut akibat penyimpangan pengeluaran yang tidak ditentukan. Penyimpangan pengeluaran tersebut berupa proyek-proyek yang didukung dan dijalankan oleh organisasi nonpemerintah tanpa memberikan bukti. Dana tersebut sudah berisi sekitar 3 miliar reais atau Rp 8,87 triliun.
Adapun Lula akan bekerja dengan anggaran 2023 yang disahkan di bawah Bolsonaro dan berkontribusi pada dana tersebut. Secara pribadi, Lula mengangkat masalah dana tersebut dengan Inggris, Kanada, Prancis, Amerika Serikat dan Swiss saat menghadiri KTT iklim COP27 PBB di Mesir, awal November lalu.
Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, diperkirakan akan mengunjungi Brasil pada paruh pertama tahun 2023 untuk membahas potensi kerja sama sebelum negaranya membuat keputusan akhir untuk bergabung dengan dana tersebut.
Seperti yang diketahui, kasus deforestasi melonjak ke level tertinggi dalam 15 tahun di bawah kepemimpinan Bolsonaro. Pada masanya, ia menyerukan lebih banyak pertanian dan pertambangan di wilayah Amazon.
Izabella Teixeira, mantan menteri lingkungan Lula dan penasihat perubahan iklim saat ini, mengatakan bahwa ia telah bertemu dengan pejabat Norwegia dan Jerman pada Senin (28/11) untuk memulai kembali dana tersebut. Ia juga membenarkan bahwa Inggris, Prancis, dan Swiss telah menyatakan minatnya pada dana tersebut.
sumber: kumparan