Sebuah platform baru telah diluncurkan untuk membantu mengembangkan, menerapkan, dan mengelola solusi adaptasi di tengah perubahan iklim drastis melalui hutan, pepohonan, dan agroforestri.
Platform kemitraan TreesAdapt dibangun untuk menawarkan berbagai dukungan bagi negara, aktor publik, dan swasta dalam proses adaptasi perubahan iklim, jelas Vincent Gitz, Direktur Program dan Platform di Center for International Forestry Research (CIFOR) dan World Agroforestry (ICRAF) dan koordinator platform TreesAdapt. Inisiatif ini diluncurkan pada acara Global Landscape Forum (GLF) Climate 2022 di sela-sela konferensi iklim COP27 di Sharm El-Sheikh, Mesir 6–18 November 2022.
“Hutan dan pohon banyak berkontribusi dalam proses adaptasi perubahan iklim, oleh karena itu, diperlukan sebuah platform one-stop shop untuk memberikan solusi terkait peran hutan dan pohon dalam agenda adaptasi,” kata Gitz, saat memperkenalkan platform kemitraan tersebut di acara GLF.
“Adaptasi hutan dan pepohonan, serta mitigasi dengan hutan dan pepohonan secara intrinsik saling terkait,” tambahnya. TreesAdapt diluncurkan pada saat yang tepat: agenda adaptasi adalah tema kunci dari seluruh acara COP27, dan mengingat luasnya dan percepatan perubahan iklim, yang dapat memberikan konsekuensi mengerikan bagi sistem pertanian dan sistem lainnya.
“Secara global, kita berada di jalur untuk mencapai peningkatan suhu 1,5 derajat C pada 2030 dan mungkin mendekati 2 derajat di atas tingkat praindustri pada 2050. Apa artinya ini bagi hutan, sistem pertanian, dan kota? Bagaimana pohon dapat membantu mengatasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim, lebih dari sekadar perubahan bertahap, tetapi dalam merancang sistem baru menuju perubahan transformasional?” kata Gitz.
Gitz menekankan pentingnya hutan dan pepohonan bagi ketahanan pangan dan nutrisi bagi jutaan petani kecil; dan bagaimana dengan menyediakan jasa dan produk ekosistem, pohon sangat penting untuk keberhasilan adaptasi sistem pertanian, rumah tangga, dan bentang alam. Itu termasuk efek naungan dan pendinginan dari pohon – penting untuk tanaman, hewan, manusia, dan kota – kontribusi mereka terhadap ketersediaan air, infiltrasi, dan penyimpanan dalam tanah, serta kualitas air dan pengelolaan risiko seperti banjir dan kekeringan.
Dengan kata lain, jika hutan, sistem berbasis pohon, sistem tanaman, sistem ternak secara keseluruhan, dan sistem pengelolaannya tidak disesuaikan dengan perubahan iklim yang drastis, mereka mungkin hancur dan memiliki dampak yang membahayakan mata pencaharian, bentang alam, ketahanan pangan, lingkungan, air, dan tanah.
Di seluruh dunia, kebakaran hutan merupakan salah satu risiko penting yang dapat memengaruhi aset vital seperti ini, jelas Susan Onyango, Koordinator Komunikasi Global di CIFOR-ICRAF. Dengan demikian, pengelolaan hutan lestari dan keterlibatan masyarakat lokal sangat penting untuk pencegahan dan pengelolaan risiko seperti kebakaran hutan, serta hama, dan spesies invasif.
Sistem pengelolaan aset vital ini juga berkaitan erat dengan keanekaragaman hayati dan adaptasi berbasis ekosistem yang memberikan manfaat mitigasi, proses adaptasi iklim dengan pohon juga memberikan banyak manfaat ekonomi dan sosial, kata Gitz.
Saat ini kita tidak kekurangan proyek-proyek yang berkaitan dengan perubahan iklim, tetapi perlu ada upaya peningkatan besar-besaran. Selain itu, kesenjangan antara komitmen yang kuat dan tindakan nyata juga harus dijembatani, kita harus bisa bergerak dari pembuatan proposal yang layak dan memenuhi persyaratan bisnis, ke penerapan pengetahuan untuk menskalakan solusi dan mencapai transformasi. TreesAdapt dapat membantu memberikan langkah-langkah konkret ini, termasuk implementasi aktual, membangun loop pembelajaran, dan mengidentifikasi kondisi yang memungkinkan.
Hutan dan pepohonan adalah kunci ketahanan pangan bagi jutaan orang. Hutan dan pepohonan menyediakan makanan dan mata pencaharian yang sangat penting bagi kelompok yang paling rentan, termasuk masyarakat adat dan perempuan, terutama pada saat krisis seperti saat gagal panen.
Kebutuhan perempuan – khususnya di pedesaan dan lingkungan masyarakat adat – harus menjadi prioritas utama dalam pekerjaan adaptasi pohon dalam perubahan iklim. Kaum perempuan dan keluarga mereka bergantung pada layanan agroforestri seperti pertanian kecil dan pohon dapat menjadi mata pencaharian penting dan jaminan nutrisi bagi keluarga, kata Cécile Ndjebet dari African Women’s Network for Community Management of Forests (REFACOF).
“Melihat interaksi antara pohon, hutan, dan penghidupan perempuan akan menjadi kunci untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, serta pengelolaan hutan yang berkelanjutan, konservasi keanekaragaman hayati dan mengatasi perubahan iklim,” katanya dalam pesan video di acara GLF. “Untuk perempuan pedesaan dan masyarakat adat, TreesAdapt harus mempertimbangkan tiga isu utama: jaminan kepemilikan bagi perempuan, pengembangan rantai nilai kegiatan mereka; dan menghubungkan, berjejaring, dan bertukar pembelajaran dengan kaum perempuan lain di seluruh dunia.”
Pohon buah-buahan dapat menjadi bagian dari portofolio pohon pelengkap yang luas, memastikan bahwa unsur hara mikro yang penting dan ketahanan pangan secara keseluruhan tersedia sepanjang tahun, termasuk sebelum musim panen, terutama untuk perempuan dan anak-anak.
Ini hanyalah salah satu langkah penting yang akan dibantu oleh alat TreesAdapt, kata Peter Minang, Ilmuwan Utama di CIFOR-ICRAF dan Moderator acara peluncuran. Proyek Provision of Adequate Tree Seed Portfolios (PATSPO) di Ethiopia adalah contoh lain yang menunjukkan potensi perluasan restorasi lanskap dan meningkatkan adaptasi melalui penggunaan dan penyediaan pohon yang tepat untuk lokasi tersebut, tambah Minang. Beliau juga menekankan pentingnya sumber daya genetik berkualitas dengan keanekaragaman yang cukup untuk memenuhi kebutuhan lokal, dan “menghasilkan pohon yang tepat dengan cara yang benar” untuk memastikan pohon tersebut dapat tumbuh subur.
Ketahanan manusia dan komunitas adalah inti dari TreesAdapt. Empat jalurnya mencakup sistem sosial-ekologi yang berbeda: adaptasi hutan, adaptasi sistem berbasis pohon dan rantai nilai, peran pohon dalam adaptasi pertanian, dan peran pohon dan hutan dalam adaptasi lanskap, DAS, iklim lokal dan regional, dan kota. Cross-cutting area tersebut adalah tiga subjek untuk mendukung implementasi: sumber daya genetik untuk adaptasi, lingkungan pendukung, dan pengetahuan untuk adaptasi.
Selama proses adaptasi, TreesAdapt mendukung negara serta aktor lainnya, tambah Onyango. Platform ini juga mengidentifikasi dampak perubahan iklim, melakukan penilaian kerentanan, mengidentifikasi opsi adaptasi, memilih dan memprioritaskan opsi (termasuk analisis biaya-manfaat), menerapkan langkah-langkah, serta pemantauan dan penilaian, katanya.
Amy Duchelle, Petugas Kehutanan Senior dan Ketua Tim Hutan dan Iklim di Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), menekankan elemen kemitraan platform, memuji TreesAdapt sebagai “inisiatif yang hadir tepat waktu,” yang akan mendukung fokus pada berbagai “layanan adaptasi yang disediakan hutan dan pohon bagi masyarakat adat serta adaptasi dan ketahanan hutan dan pohon itu sendiri – termasuk kemampuannya untuk menyimpan dan menyerap karbon.”
The post Platform TreesAdapt Diluncurkan di GLF appeared first on CIFOR Forests News.
See the rest of the story at mysite.com
Related:
Lebih dari Seperempat Hutan Basin Kongo Terancam Punah pada 2050
Di Indonesia, Menghubungkan Pengusaha Skala Kecil Ramah Lingkungan ke Pembiayaan Global
Jalan Panjang Mewujudkan NBS Menjadi Praktik
source https://forestsnews.cifor.org/80448/platform-treesadapt-diluncurkan-di-glf?fnl=enid