Bagian pertama dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim Dunia di COP28 Dubai berhasil ditutup dengan sukses, di mana lebih banyak pemimpin dunia mengakui dan menyadari pentingnya keterkaitan antara perubahan iklim dan keanekaragaman hayati. Pengakuan ini mencerminkan kesadaran global tentang perlunya tindakan kolektif untuk mengatasi tantangan lingkungan yang semakin mendesak.
Emmanuel Macron, Presiden Prancis, dalam acara pertemuan kepala negara yang bertajuk Perlindungan Alam untuk Iklim, Kehidupan, dan Mata Pencaharian, menekankan bahwa hubungan antara iklim dan keanekaragaman hayati tidak bisa dipisahkan. Ia menyerukan untuk berinvestasi dalam kredit karbon dan keanekaragaman hayati berkualitas tinggi, serta menyebutkan bahwa sudah banyak investasi dalam restorasi, tetapi belum cukup dalam perlindungan.
Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa Indonesia memberikan perhatian signifikan pada kehutanan karena banyaknya desa yang berdekatan dengan hutan, dan jutaan penduduk bergantung pada hutan untuk mata pencaharian. Ia menyatakan tingkat deforestasi Indonesia turun 75%, yang merupakan yang terendah dalam 20 tahun terakhir. Ia merujuk pada keberhasilan moratorium penebangan hutan primer dan restorasi lahan dan gambut yang rusak. Ia juga menyebutkan bahwa pada tahun 2024, restorasi mangrove sebesar 600.000 hektare akan dilakukan.
Perdana Menteri Jonas Gahr Stare dari Norwegia juga berbicara tentang hutan dan ekosistem, mengingat peluncuran Dana Amazon 15 tahun yang lalu di Bali, Indonesia, dan peluncuran Inisiatif Iklim dan Hutan Internasional Norwegia.
Dalam edisi keempat Buletin Iklim, Keanekaragaman Hayati, dan Hak CIFOR-ICRAF, kami menyoroti beberapa poin penting yang dibahas pada hari keempat COP28 sebagai berikut:
- Perundingan Global Stocktake (GST) berlangsung alot saat Para Pihak membahas isu-isu terkait keuangan, transfer teknologi, dan peningkatan kapasitas. Hari ini, para delegasi akan melanjutkan membahas kerugian dan kerusakan.
- Teks terbaru diterbitkan pada Pasal 6.2 dan 6.4.
- Rekomendasi Pasal 6.4 dari Badan Pengawas menerima berbagai tanggapan, baik tanggapan positif dan negatif. Terdapat banyak kemungkinan akan timbulnya rencana kerja dan lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dalam upaya mendukung proteksi.
- Pasal 6.8 diterapkan pada kelompok spin-off secara tertutup.
- Sayangnya, perundingan di sektor pertanian masih menemui jalan buntu, dan muncul usulan-usulan baru untuk menjembatani kesenjangan tersebut.
- Bagian pertama dari KTT Perubahan Iklim Dunia ditutup dengan banyaknya pemimpin yang mendukung dan menyadari hubungan antara iklim dan keanekaragaman hayati.
- Agenda para pemimpin di bidang lingkungan mendengarkan suara negara-negara yang berbicara mengenai Paket Negara terbaru yang diluncurkan dalam mencapai komitmen nol deforestasi di tahun 2030. Terdapat banyak fokus utama seputar perdagangan karbon dan keanekaragaman hayati.
Jangan lewatkan dan ikuti terus Buletin ini selama dua minggu ke depan. Rangkuman berita kami sajikan rutin setiap hari. Lihat edisi sebelumnya di sini.
Jika Anda berada di Dubai atau mengikuti perkembangan pertemuan ke-28 Konferensi Para Pihak (COP) Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), Buletin Iklim, Keanekaragaman Hayati, dan Hak meringkas informasi terkini dari perundingan, negosiasi dan acara-acara penunjang dan tambahan.
Tautan penting terkait COP28:
Program Harian: https://unfccc.int/documents/634292
Halaman resmi COP28: https://unfccc.int/cop28
Panduan Pengamat: https://unfccc.int/documents/633166
Tentang Lokasi COP28: https://www.cop28.com/en/cop28-uae-venue
The post “No hay camino a los 1,5 ºC grados sin los bosques” y otros mensajes del tercer dÃa de la COP28 appeared first on CIFOR Forests News.
See the rest of the story at mysite.com
Related:
Seeing from all sides: Why we need more women in science
Toucans, tapir and tortoises: Revealing the biological riches of southern Guyana
Congo Basin: Need for more funding to let ‘lungs of Africa’ breathe
Are community rights being upheld in REDD+ safeguards processes and landscapes in East Kalimantan?
Nourishing leadership: Why gender matters in development science
In DRC, Indigenous Peoples and local communities’ inclusion in REDD+ remains a work in progress
Finding common ground for community forest management in Peru
Energy transfer: How one woman scientist aims to spark enthusiasm in the next generation
Framing up the community-centred future of peatland management
For many Indigenous communities, land titles aren’t the same as tenure security
KTT Aksi Iklim Dunia Berakhir, Para Kepala Negara Mengakui Keterkaitan Iklim dan Keanekaragaman Hayati
Négociations sur l’agriculture, les marchés du carbone et les approches non marchandes
Nuevo fondo para bosques tropicales y declaración sobre agricultura sostenible en el segundo dÃa de la COP28
source https://forestsnews.cifor.org/85237/ktt-aksi-iklim-dunia-berakhir-para-kepala-negara-mengakui-keterkaitan-iklim-dan-keanekaragaman-hayati?fnl=enid